Rabu, Juni 17, 2009

Takdir Satria Langit

Kelebatan sinar,

gemerincing cahaya bertemu cahaya

debu membumbung ke langit


Sang Satria terdesak

Keringat mengucur deras

menyapu wajah bersalut kerikil

gemeletuk gigi menahan geram

Sang Satria bertahan


Hei!

Rapatkan barisan, jangan biarkan musuh mengacau formasi!

ratusan tentara mengatur posisi

ribuan lainnya yang tak terlihat menghimpun kekuatan


Ini bukan perang biasa

tapi akhir menentukan segalanya

kekalahan membayang di depan mata

tapi kemenangan tetap memberi asa


Seorang satria jangan jumawa

lengah sedetik berarti nyawa

senyapkan suara

hanya nafas, hanya denyut nadi terasa


Maju!

Songsong takdir kita

Kemenangan bukan di ujung pedang

tapi ada di kelengahan musuh kita


Biarkan sepuluh jurus untuk mereka

di akhir langkah kita punya sejurus rahasia

tak ada yang menduga, tak pernah diduga

bahwa akhir menentukan segalanya

Aku Bingung Harus Bagaimana (Puisi)

Ketika kuketuk pintumu,

lalu aku nyelonong masuk, kau bilang tak sopan

Mestinya masuk kalau sudah disilakan


Ketika kuketuk pintumu,

aku menunggu kau silakan, kau bilang jangan sungkan-sungkan

Mestinya masuk saja, seperti rumah orang lain saja


Ketika kuhaus,

aku minum airmu, kau bilang jangan sembarangan

Mestinya bilang minta dulu, diizinkan baru diambil


Ketika kuingin minum,

aku tanya, “Bolehkah aku minum?”, kau bilang kenapa harus begitu

Mestinya ambil saja, cuma air putih saja


Ketika kau selesai bicara dan aku berpendapat,

Kau melotot padaku, kau bilang jangan kurang ajar

Mestinya pakai tata krama, menghormati orang tua


Ketika kau bicara, aku angkat tangan

“Maaf, Pak, saya mau berpendapat, bolehkah?”, lantas kau tertawakan

Mestinya ngomong saja, kayak di forum resmi saja.


Ketika kau salah ngomong, aku mengkritik

Kau menghardikku, kau bilang anak muda harus menghormati orang tua

Mestinya dengan suara lembut dan tata krama


Ketika kau keliru, aku berkata dengan sopan

“Maaf, Pak, apa yang Bapak sampaikan tidak sesuai dengan kenyataan.”

Kau berdiri dengan muka merah,

dan aku sadar seharusnya aku tidak ke rumahmu ini