Kamis, September 11, 2008

Kembang Api di Festival Tanglong


Banjarbaru, 10 September 2008.

Tampaknya festival tanglong Salikuran atau pawai lampion hias pada malam 21 Ramadan jadi hiburan tetap masyarakat Banjarbaru, bahkan masyarakat kota lain seperti Martapura dan Banjarmasin. Sebagai salah satu tradisi budaya Banjar, festival Tanglong menjadi agenda tahunan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banjarbaru.

Sejak tahun 2000 gelaran ini dilaksanakan sebagai upaya melestarikan budaya malam ke-21 ramadan dan bagarakan sahur serta menghibur masyarakat Banjarbaru.

Konon tradisi tanglong ini sudah ada sejak munculnya Islam di tanah Banjar. Dulunya warga akrab dengan Badadamaran atau menyalakan lampu dari getah kayu damar. Lampu-lampu pelita ini biasanya mereka pajang di halaman rumah dan pinggiran jalan sejak malam 21 Ramadan hingga menjelang Lebaran.

Namun sejak 25 tahun silam, tradisi badadamaran ini memudar seiring habisnya damar dan tergantikan dengan pelita dari sumbu kain yang diletakkan di botol syrup bekas atau kaleng kemasan. Seiring waktu, tradisi memajang lampu ini perlahan bergeser pola dan bentuknya.

Nah, saat ini tradisi tanglong atau pawai lampion lebih menonjolkan simbol kegiatan keislaman. Mulai bentuk miniatur masjid, onta padang pasir, jamaah haji, rumah adat Banjar, beduk hingga bentuk replika burung buraq.

Pada gelaran kedelapan nanti, menurut Kabid Kebudayaan Disbudpar Banjarbaru, H Edy Dhislan diharapkan ada peningkatan dari segi kualitas khususnya bentuk tanglong yang dibuat.

Dibeberkan Eddy, materi tanglong dan bagarakan sahur. Peserta dapat mengembangkan kreativitasnya dalam hal seni kaligrafi arsitek dan bentuk atau figur tertentu dengan nuansa Islami, asalkan tidak berupa figur Rasul atau Nabi-Nabi Allah SWT.

Dengan total hadiah sekitar Rp 72 juta, Edy optimis peserta festival tanglong dan baragarakan sahur lebih banyak. Apalagi peserta terbagi dua kelompok, yakni peserta warga Kota Banjarbaru yang terbuka untuk umum (komplek, masjid, langgar, RT, kalangan pelajar dan perguruan tinggi. Juga peserta dari Kabupaten/Kota se bumi Antasari yang diundang.

Festival yang dilaksanakan setiap ramadan ini tambah Edy untuk menggugah, mengembangkan kreativitas masyarakat luas dalam seni kaligrafi dan arsitek yang sarat nuansa islami.

Selain itu melalui festival ini diharapkan dapat menjalin dan mempererat rasa persaudaraan di kalangan umat Islam, sehingga terbina persatuan dan kesatuan. Memberikan hiburan yang bermakna, khususnya di kalangan umat Islam untuk mengisi malam Salikur pada bulan suci Ramadhan.

"Yang pasti total hadiah lebih besar dan kita menargetkan jumlah peserta lebih banyak. Tidak hanya peserta dari kota Banjarbaru karena kita juga mengundang peserta se-Kalsel," jelas Edy.

Lebih menarik lagi, festival tanglong dimeriahkan gemerlap kembang api persembahan Telkomsel. Menyusul telah dikantonginya ijin penggunaan kembang api di perhelatan festival tanglong dan bagarakan sahur.

Selain banjir peserta, even yang digelar Pemko Banjarbaru, Banjarmasin Post Group, Telkomsel dalam balutan kerja organizer Pradika ini diyakini bakal bertabur hiburan.


Sumber : Banjarbaru, BPOST


Tidak ada komentar: